Rabu, 11 Desember 2013

Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu sumber minyak nabati yang pada saat ini menjadi komoditas pertanian utama dan unggulan di Indonesia.
Kelapa sawit adalah berkah bagi bangsa Indonesia, karena bertahun-tahun kelapa sawit mampu memainkan peranan yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia sebagai salah satu komoditas andalan dalam menghasilkan devisa. Perannya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008 total devisa yang dihasilkan dari industri ini mencapai sekitar US $ 5 miliar. Pemerintah Indonesia telah mencadangkan 9,13 juta hektar untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Saat ini luas areal perkebunan kelapa sawit Indonesia sudah mencapai 6,7 juta hektar. Sejak tahun 2007, Indonesia telah menjadi negara penghasil CPO (Crude Palm Oil) tertinggi di dunia. Potensi Kelapa Sawit Saat ini Indonesia merupakan produsen minyak sawit mentah (Crude palm oil, CPO) terbesar di dunia. Pada 2012, luas lahan perkebunan diperkirakan sebesar 9 juta hektar, dengan produksi CPO 24 juta ton per tahun, dengan komposisi 5 juta ton dikonsumsi di dalam negeri, sementara 80% sisanya di ekspor.
Industri kelapa sawit sangat pantas dikembangkan karena menciptakan sekitar 4 juta kesempatan kerja (pro-job), serta mendukung pembangunan daerah dan pengentasan kemiskinan, terutama di daerah pedesaan Luar Jawa (pro poor). Selain itu, mayoritas perkebunan kelapa sawit ditanam di kawasan hutan left-over/bekas HPH (pro-environment), seta nilai ekspor CPO dan produk CPO berkontribusi cukup signifikan terhadap pendapatan ekspor, yaitu sekitar USD 20 miliar (sekitar 10% dari pendapatan ekspor total), terbesar kedua setelah minyak dan gas (pro-growth). CPO digunakan untuk bahan baku industri pangan sebesar 80-85% dan industry nonpangan sebesar 15-20%. Pertumbuhan konsumsi minyak sawit dalam negeri adalah sekitar 5,5%/tahun. Industri kelapa sawit memiliki prospek yang baik karena memiliki daya saing sebagai industri minyak nabati. Sawit adalah salah satu sumber yang paling kompetitif di dunia untuk biofuels, dan aplikasi teknis dan yang paling penting adalah sebagai sumber makanan. Pengembangan produk kelapa sawit diperoleh dari produk utama, yaitu minyak kelapa sawit dan minyak inti sawit, dan produk sampingan yang berasal dari limbah. Beberapa produk yang dihasilkan dari pengembangan minyak sawit diantaranya adalah minyak goreng, produk-produk oleokimia, seperti fatty acid, fatty alkohol, glycerine, metalic soap, stearic acid, methyl ester, dan stearin. Perkembangan industri oleokimia dasar merangsang pertumbuhan industri barang konsumen seperti deterjen, sabun dan kosmetika. Sedangkan produk-produk yang dihasilkan dari pemanfaatan limbah diantaranya adalah pupuk organik, kompos dan kalium serta serat yang berasal dari tandan kosong kelapa sawit, arang aktif dari tempurung buah, pulp kertas yang berasal dari batang dan tandan sawit, perabot dan papan partikel dari batang, dan pakan ternak dari batang dan pelepah, serta pupuk organik dari limbah cair dari proses produksi minyak sawit. Diperkirakan pada 2030 akan dibutuhkan lebih banyak produksi makanan untuk memberi makan penduduk dunia yang semakin meningkat. Berdasarkan perhitungan konservatif, pada tahun itu dunia akan mengkonsumsi 48 juta MT lebih minyak untuk penggunaan makanan, sehingga dibutuhkan peningkatan sebesar 30 juta MT yang harus dipenuhi dalam 20 tahun. Indonesia seharusnya dapat berperan besar dalam menangkap peluang ini KONSUMSI CPO DAN DIVERSIFIKASINYA Diperkirakan Indonesia akan menghasilkan 21,5 juta ton CPO pada tahun 2009, dengan perincian sekitar 16 juta ton di ekspor dan sisanya 5,5 juta diserap pasar dalam negeri dipergunakan untuk industri dalam negeri, seperti: minyak goreng, industri oleokimia, sabun dan margarine (shortening). Di masa mendatang konsumsi CPO di dalam negeri akan terus meningkat dan mencapai lebih dari 6 juta ton pada tahun 2010. Prediksi komposisi industri pengguna CPO pada saat itu adalah industri minyak goreng (51%), industri margarine dan shortening (37%), oleochemical (8%), industri sabun mandi (3%) dan industri sabun cuci (1%). PENGgEMBANGgAN INDUSTRI HILIR Pengembangan bisnis industri yang menggunakan bahan baku CPO memiliki peluang sangat prospektif di Indonesia. Saat ini Indonesia baru sekitar 10 perusahaan oleochemical yang menggunakan sekitar 8% produksi CPO-nya. Salah satu industri yang berbasis CPO yang sangat potensial dimasa yang akan datang adalah Biodiesel. Biodisel adalah masa depan kelapa sawit Indonesia dan juga akan menjadi masa depan Indonesia. Penggunaan biodiesel dari CPO (palm diesel) di negara- negara Uni Eropa, Amerika dan juga di beberapa negara Asia (Jepang dan Malaysia) sudah mulai populer. Beberapa nilai tambah dari penggunaan palm diesel, antara lain : tidak perlu dilakukan modifikasi mesin mobil, performance mesin menjadi lebih baik, emisi gas buang lebih ramah lingkungan, dll. Bagi Indonesia dengan semakin tingginya harga minyak dunia, cadangan minyak bumi yang semakin menipis, dan kebutuhan konsumsi yang semakin meningkat, maka palm diesel memiliki peran yang sangat penting sebagai energi alternatif sebagai “Renewable Natural Resources”. Efek nyata dari pengembangan produk turunan CPO secara ekonomi akan meningkatkan daya saing dan nilai tambah (margin) dari industri kelapa sawit Indonesia. VISI & MISI Kelapa Sawit Indonesia Untuk mempertahankan agar industri kelapa sawit Indonesia tetap menjadi primadona dan berkah bagi bangsa dan rakyat Indonesia, maka visi dan misi perkelapasawitan nasional adalah sbb: 1. Memposisikan Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit sebagai salah satu pemain penting di tingkat regional dan internasional di bidang industri perkebunan. 2. Jangka Panjang menjadikan perkebunan kelapa sawit sebagai alternatif “Renewable Natural Resources” di bidang biodisel dan pelbagai industri oleochemical. 3. Membangun perkebunan kelapa sawit baru yang memiliki “Core Competency” yang tangguh di bidang industri perkebunan dan bersifat ramah lingkungan, dengan cara menjalin kerjasama yang erat dan positif dengan para stakeholder. 4. Menyediakan lapangan usaha dan pekerjaan seluas-luasnya bagi para sarjana, D3 maupun lulusan sekolah menengah pertanian dari pelbagai institusi/perguruan tinggi di seluruh Indonesia5. Meningkatkan kemampuan masyarakat pekebun sawit yang berdomisili di sekitar perkebunan inti dalam bidang kultur teknis dan bisnis perkebunan kelapa sawit.
READ MORE -
Share |

Jumat, 01 April 2011

perpindahan kalor secara konveksi

PERPINDAHAN KALOR SECARA KONVEKSI
Perpindahan kalor secara konveksi umumnya berlangsung pada zat cair dan gas. Proses perpindahan kalor diikuti oleh perpindahan partikel – partikel perantaranya. Perpindahan kalor secara konveksi sebenarnya merupakan proses perpindahan energi gabungan antara konduksi panas , gerakan pencampuran dan proses penyimpanan energi.
Mekanisme perpindahan kalor terjadi dengan urutan sebagai berikut:
  1. Kalor mengalir secara konduksi dari permukaan zat padat ke partikel- partikel fluida (cairan atau gas) yang berbatasan dengan permukaan zat tersebut
  2. Kalor yang di terima fluida, akan menaikkan suhu partikel penyusun tersebut.
  3. Partikel fluida yang bersuhu lebih tinggi akan bergerak ke suhu yang lebih rendah, kemudian bercampur dan melepaskan sebagian kalor yang dimilikinya.
Jadi dalam proses konveksi terjadi aliran energi dalam bentuk kalor dan aliran materi fluida. Energi yang diterima fluida disimpan oleh partikel – pertikel fluida tersebut sehingga konveksi dapat di definisikan sebagai perpindahan kalor dari sebagian fluida ke bagian fluida yang lain yang diikuti oleh pergerakan fluida tersebut.
Persamaan dasar perpindahan kalor secara konveksi di usulkan oleh Issac Newton pada tahun 1710 dan persamaan ini sudah digunakan secara luas dala analisis perpindahan kalor secara konveksi. Hubungan ini menyatakan bahwa laju perpindahan kalor secara konfeksi di pengaruhi 3 besaran yaitu :


h A T
Dengan :

= laju perpindahan kalor (j/s)
h = koefisien perpindahan kalor konveksi ( Js.m.C)
A = luas penampang (m²)
T = beda suhu antara permukaan dan fluida (C atau K)


Jenis-Jenis Konveksi
A. Konveksi Bebas
Sebuah benda di tempatkan dalam suatu fluida yang suhunya lebih tinggi atau lebih rendah daripada suhu benda tersebut. Akibat adanya perberdaan suhu, kalor mengalir diantara benda sehingga fluida yang berada dekat benda mengalami peribahan rapat massa. Perbedaan rapat massa ini akan menimbulkan arus konveksi. Fluida dengan rapat massa yang lebih kecilakan mengalir ke atas dengan fluida dengan rapat massa yang lebih besar dan turun ke bawah. Jika gerakan fluida ini terjadi hanya disebabbkan adanya perbedaan rapat massa akibat adanya perbedaan suhu, maka mekanisme perpindahan kalor seprti inilah yang di sebut konveksi bebas.
B. Konveksi Paksa
Dalam konveksi paksa, gerakan fluida terjadi karena disebabkan karena pengaruh dari luar. Misalnya kipas angin dan sebagainya. Koefisien perpindahan kalor ini lebih besar dibandingkan dengan konveksi bebas sehingga proses pendinginan berlangsung lebih cepat.






Contoh Soal
Udara dengan suhu 25 ° C bertiup melalui permukaan pelat panas dan kalur berasaal dari bagian dalam pelat. Pelat ini mempunyai ukuran 40×40 cm dan suhu permukaan nya dijaga tetap 300° C. Jika koefisien perpindahan kalor konfeksi pada permukaan pelat adalah 300 W/ m². Hitunglah jumlah kalor yang berpindah.
Penyelesaian
Dik:
h = 30 W/ m².
A = 40×40cm = 0,4 ×0,4 =0,16
T = 300-25 =275° C
Dit:
Q=……?
Jawab :
Q= h A T
Q= 30×0, 16 × 275
Q= 1320 joule

Jadi jumlah kalor yang berpindah yaitu 1320 joule.
READ MORE - perpindahan kalor secara konveksi
Share |

atom neils bohr

Model atom neils bohr..


Berdasarkan fakta bahwa spectrum atom berupa spectrum garis , niels bohr menyimpulkan bhawa hukum-hukum fisika klasik tidak cukup untuk menjelaskan semu sifat-sifat atom. Niels Bohr menerapkan gagasan Max Planck tentang kuantitasi energy untuk menjelaskan spectrum atom. Pada thun 1913 , Niels Bohr berhasil menjelaskan spectrum gas atom hydrogen dengan postulat-postulat sebagai berikut:
  1. Electron dalam atom hanya dapat beredar pada lintasan dengan tingkat energy tertentu.
  2. Pada lintasan yang diijinkan, electron tidak memancarkan atau menyerap energy
  3. Perpindahan electron dari satu tingkat energy ketingkat energy yang lain disertai penyerapan atau pelepasan sejumlah energy.
Model atom hydrogen menurut Niels Bohr.
Berdasarkan postulat-postulat diatas Niels Bohr Merumuskan tingkat – tingkat energy dari atom hydrogen sebagai berikut:
En=RH 1n²
Dengan RH= 2,18 ×10-18
N = bilangan bulat denagn nilai 1,2 dan seterusnya yang disebut bilangan kuantum.
Setiap nilai N nenyatakan suatu orbit berbentuk lingkaran dengan jari-jari tertentu. Energy electron pada lintasan ke 1 hingga ke 4 sesuai persamaan di atas adalah sebagai berikut.
E1 = -RH =-2,18 ×10-18 j
E2= -RH 14 =-0,545×10-18 j
E3=- RH 19 =-0.242×10-18 j
E4= -RH 116 =-0,136×10-18 j

Energy electron bertanda negative pada setiap nilai n. Jika electron berada pada lintasan dengan nilai n=1, yaitu lintasan yang paling dekat dengan inti atom, maka electron mempunyai energy paling negative yang berarti paling stabil. Keadaan seperti itu disebut keadaan dasar (ground state). Energy electron akan semakin tinggi untuk n yang semakin besar. Untuk n =, maka energy electron sama dengan nol yang berarti bahwa electron sudah lepas dengan intinya.
Menurut Niels Bohr electron dapat meloncat(bukan berpindah secara perlahan-lahan) adari suatu lintasan kelintasan lainnya dengan menyerap atau memancarkan sejumlah energy, yatu selisih dari tingkat energy akhir ke tingkat energy awal.
E=Ef- Ei
Dengan Ef = tingkat energy akhir
Ei= tingkat energy awal.
Jika Ef >Ei yaitu perpindahan dari tingkat energy yang lebih rendah ketingkat energy yang lebih tinggi maka E akan bertanda positif, yang artinya bahwa energy diserap. Sebaliknya jika Ef <Ei maka E akan bertanda negative yang berarti proses tersebut disertai pemancaran energy.
Perpindahan electron dari tingkat dasar ke tingkat yang lebih tinggi disebut eksitasi. Eksitasi dapat terjadi karena berbagai sebab, misalnya karena pemanasan, pengaruh medan listrik atqau mendapat radiasi. Keadaan tereksitasi merupakan keadaan yang tidak stabil dan hanya bersifat sementara. Electron akan mengalami relaksasi yaitu kembali ketingkat energy yang lebih rendah dengan memancarkan energy sebesar E yaitu radiasi elektromagnetik.
Denagn model seperti itu , Bohr menjelaskan spectrum atom hydrogen yang ditemukan melalui percobaan. Garis merah dalam spectrum atom hydrogen merupakan energy yang menyertai perpindahan electron dari lintasan n=2 ke n= 3 dengan perhitungan sebagai berikut.
E=E2- E3 =-0,545×10-18 j –(-0.242×10-18 j)
=-0,303 ×10-18 j
Energy tersebut berupa radiasi dengan panjang gelombang sesuai dengan persamaan Planck:
E= h× v atau E=h×c atau E= h×cE

Dimana h= tetapan Planck = 6,63 ×10-34 J detik-1dan c = kecepatan cahaya dalam vakum =3×108 meter detik-1. Dengan begitu maka panjang gelombang yang menyertai perpindahan electron dari tingkat energy n=3 ke tingkat energy n=2 dalam atom hydrogen tadi adalah
=(6,63 ×10-34 J detik-1×3×108 meter detik-10,303 ×10-18 j
= 6,56 ×10-7
= 656 nm.
Keterbatasan teori atom Niels Bohr
Meskipun dapat menjelaskan spectrum gas hydrogen dan spectrum dari spesi lain berelektron tunggal , Niels Bohr tidak dapat menjelaskan spectrum dari atom yang lebih kompleks.




READ MORE - atom neils bohr
Share |

Sabtu, 26 Maret 2011

 pelajari Contoh soal olimpiade biologi, klik
DISINI
READ MORE -
Share |
free soal soal international biologi olimpiad lenkap dengan pembahasan...dapatkan
  disini
READ MORE -
Share |

Kamis, 24 Maret 2011

pelajari hukum dasar genetika populasi  dapatkan disini
READ MORE -
Share |

Rabu, 16 Februari 2011

potensi budaya provinsi sul-teng

Suku bangsa Kaili merupakan penduduk mayoritas di propinsi Sulawesi Tengah, di samping suku-suku bangsa besar lainnya seperti Dampelas, Kulawi, dan Pamona. Orang Kaili dan Dampelas menganut agama Islam, sedangkan orang Kulawi dan Pamona merupakan penganut agama Kristen. Selain itu secara keseluruhan masih ada suku-suku bangsa lainnya yang tidak begitu besar jumlahnya, yaitu Balaesang, Tomini, Lore, Mori, Bungku, Buol Toli-toli, dan lain-lain.
Sebagian besar dari mereka sudah memeluk agama Islam terutama yang menetap di daerah pantai, sedangkan mereka yang tinggal di daerah pedalaman menganut agama Kristen atau kepercayaan nenek moyang. Mereka mengakui bahwa mereka berasal dari satu nenek moyang yang disebut Tomanuru, yaitu orang yang menjelma dari suatu tumbuh-tumbuhan tertentu yang merupakan titisan/jelmaan dari seorang dewa.
Di samping penduduk asli, di Sulawesi Tengah juga terdapat suku bangsa pendatang, seperti orang Bugis dari selatan serta orang Gorontalo dan Minahasa dari sebelah utara. Bahkan ada sebuah catatan sejarah yang menyatakan, bahwa raja-raja dari Sulawesi Selatan (seperti Bone, Gowa, dan Luwu) pernah lama berkuasa di Sulawesi Tengah, sehingga sampai dewasa ini masih terlihat adanya peninggalan-peninggalan unsur budaya yang memiliki ciri-ciri Bugis-Makassar, seperti bentuk rumah, adat istiadat, perkawinan, tata cara bertani, sistem kekerabatan, sistem mata pencaharian hidup, dan sebagainya.
Hubungan dengan suku-suku bangsa yang berasal dari Sulawesi Selatan membawa pengaruh pula dalam hal agama, dalam hal ini agama Islam yang menjadi agama mayoritas penduduk Sulawesi Selatan. Bukti sejarah menyatakan bahwa masuknya agama Islam ke Sulawesi Tengah berasal dari daerah Minangkabau melalui Makassar, yang dibawa oleh seorang mubalig pada saat sedang berdagang. Diperkirakan masuknya agama Islam ke Sulawesi Tengah pada abad XVII, yang mana saat itu penduduk setempat masih memeluk kepercayaan nenek moyang yaitu animisme dan dinamisme.
Kepercayaan animisme dan dinamisme ini terutama masih dianut oleh penduduk yang bermukim di daerah pedalaman, atau mereka yang termasuk kelompok masyarakat terasing di Sulawesi Tengah, seperti suku bangsa Tolare, Wana, Seasea, dan Daya. Inti dari kepercayaan warisan nenek moyang ini antara lain kepercayaan akan adanya makhluk-makhluk halus, yang dianggap sebagai kekuatan gaib, sebagai tempat berlindung dan bermohon, dengan melalui cara-cara tertentu atau dengan suatu upacara khusus. Banyak nama dan jenis makhluk halus yang dikenal, yang mendiami dan menguasai hutan, gunung, sungai, batu-batu besar, kuburan keramat (disebut anitu) atau laut. Penduduk setempat mengenal jenis-jenis makhluk halus yang sering menjelma sebagai orang pendek yang disebut topepa, makhluk halus yang menjelma menjadi bermacam-macam binatang (kalomba), atau roh-roh orang yang mati terbunuh waktu perang yang sering menampakkan diri tanpa kepala.
Roh atau makhluk halus dibedakan atas dua jenis, yaitu roh halus dari manusia yang telah meninggal karena disebut taulerultalivarani dan roh halus dari manusia yang mati dalam keadaan tidak wajar, seperti pontiana (roh orang mati karena melahirkan). Selain itu ada makhluk-makhluk halus yang menghuni sekitar tempat kehidupan manusia, yang dianggap sebagai penguasa alam dan sering mengganggu manusia. Agar tidak mengganggu manusia dan menimbulkan malapetaka, maka manusia harus mengadakan komunikasi secara khusus melalui upacara ritual dengan mempersembahkan sesaji.
Kepercayaan lain yang masih diyakini masyarakat ialah kepercayaan terhadap manusia biasa yang karena salah menggunakan ilmu hitamnya dapat membunuh orang lain dengan kekuatan roh jahatnya. Orang demikian disebut topeule, yang ditakuti masyarakat karena gangguan roh jahat (mbalasa) yang dimanfaatkannya dapat membuat orang sakit atau meninggal. Kepercayaan akan kematian seseorang sebagai akibat gangguan makhluk halus masih terasa dalam setiap upacara pengobatan tradisional, yaitu upacara balia. Oleh sebab itu peranan dukun (tobalia) sangat penting dalam mengobati orang-orang sakit atau sebagai penghubung antara manusia dengan roh halus.
Penduduk setempat juga percaya akan adanya makhluk-makhluk halus yang mendiami dan menguasai tempat-tempat tertentu, dan mereka dianggap sebagai dewa penguasa (pue) tempat-tempat tersebut. Makhluk halus yang menguasai laut disebut pue ntasi, yang menguasai tanah disebut pue ntana, yang menguasai hutan disebut pue nggayu, dan lain-lain.
Demikian pula masyarakat setempat masih mempercayai adanya benda-benda sakti, seperti tana sanggamu (tanah segenggam) yang diyakini sebagai salah satu benda sakti. Bila benda tersebut dibuka dari ikatannya, akan dapat mengakibatkan berbagai peristiwa alam misalnya gempa bumi, bencana alam, dan lain-lain. Di samping itu dikenal benda-benda sakti yang dapat digunakan sebagai penangkal diri, misalnya orang dapat menjadi kebal terhadap senjata tajam, anti guna-guna, tidak diganggu hantu, dan sebagainya. Benda-benda sakti ini dapat berupa keris, cincin, parang, potongan kayu, dan lain-lain.
Dengan masuknya agama Islam sebagai agama mayoritas serta agama-agama lain (terutama Kristen), kepercayaan-kepercayaan nenek moyang tersebut belum hilang sama sekali, bahkan tumbuh dan berkembang bercampur dengan agama dalam bentuk sinkretisme. Hal ini dapat disaksikan dalam penyelenggaraan upacara-upacara adat yang sudah merupakan perpaduan antara sistem kepercayaan lama dan agama. Meskipun demikian upacara-upacara yang dianggap kurang sesuai dengan agama berangsur-angsur hilang dalam bentuk aslinya, tinggal sisa-sisanya yang dikembangkan dalam simbol-simbol tertentu. Keadaan seperti ini terutama berlaku dalam suku-suku bangsa yang sudah memeluk salah satu agama.
Demikian pula halnya dengan nilai-nilai yang dimiliki suku-suku bangsa pendukung kebudayaan Sulawesi Tengah berorientasi pada ajaran agama Islam dan Kristen serta adat istiadat yang masih sesuai dengan kondisi kehidupan saat ini. Nilai-nilai yang berlandaskan ajaran agama Islam terungkap dalam kata-kata Adat bersendikan syara (adat berlandaskan ajaran agama Islam), sedangkan yang berdasarkan ajaran agama Kristen menitikberatkan akan “kasih terhadap sesama”. Semua ini dijadikan pedoman dan sistem pengendalian sosial dalam kehidupan bermasyarakat, agar tercipta keteraturan yang terkendali serta keharmonisan dalam hidup bermasyarakat.
Salah satu nilai kehidupan yang berbunyi nilinggu mpo taboyo merupakan manifestasi keakraban hubungan kekerabatan. Pada hakikatnya nilai ini dapat diartikan sebagai suatu sikap hidup yang tidak menginginkan adanya jarak atau perbedaan yang dalam antara sesama kerabat, dalam hal ini perbedaan kaya dan miskin. Biasanya mereka yang tergolong mampu atau berkecukupan dalam hidup selalu menolong kerabatnya agar dapat hidup lebih layak.
Masyarakat Sulawesi Tengah juga mengembangkan suatu nilai yang dapat menunjukkan kesetiakawanan atau solidaritas dengan sesamanya, yaitu nilai gotong royong (nolunu). Nilai hidup ini merupakan realisasi kebersamaan mereka dalam menghadapi suatu kerja, yang manifestasinya dapat terlihat dalam segala aktivitas hidup sehari-hari, seperti bantu-membantu dalam suatu pekerjaan besar yang membutuhkan banyak tenaga kerja, memberi pertolongan kepada keluarga yang sedang dirundung musibah, serta kegiatan-kegiatan lainnya yang akan lebih cepat terselesaikan jika dikerjakan bersama-sama.
Demikian pula masyarakat Sulawesi Tengah mengembangkan sopan santun dalam tata cara pergaulan yang menentukan bagaimana orang seharusnya bersikap terhadap sesamanya dalam kehidupan bermasyarakat. Adat sangat membatasi dan mengatur pergaulan muda-mudi. Mereka tidak dibenarkan bertemu berduaan tanpa didampingi seorang tua, karena itu perkawinan diatur oleh orangtua dari kedua belah pihak yang bersangkutan. Jika adat ini dilanggar, maka yang melanggar akan dikenai denda adat (nigivu) dengan memberikan sejumlah hewan tergantung dari besar kecilnya pelanggaran yang dilakukan.
Hal-hal yang tidak boleh dilakukan seseorang yang dianggap dapat merugikan orang lain juga diatur oleh adat yang berlaku dalam masyarakat. Biasanya pelaku pelanggaran adat akan dikenakan denda adat atau sanksi sosial lainnya, seperti menjadi bahan pembicaraan atau ejekan masyarakat, dikucilkan dari masyarakatnya, diusir dari lingkungan tempat tinggalnya, bahkan terjadi pembunuhan sebagai tindakan balas dendam, atau bentuk-bentuk denda dan sanksi lainnya. Sebagai contoh, seorang wanita dengan sengaja sampai pada perbuatan melanggar susila (pelanggaran yang dilakukan disebut salah kana), maka pelakunya bisa saja dibunuh oleh keluarga pihak wanita yang diganggu. Kalau pembunuhan tidak sampai terjadi, pelanggar akan dikenakan denda seperti yang telah ditentukan oleh adat.
Selain itu adat juga menetapkan beberapa larangan, seperti seorang laki-laki tidak boleh dengan sengaja melihat perempuan yang sedang mandi, salah berbicara sehingga menyebabkan orang lain tersinggung, seorang wanita tidak boleh menerima laki-laki lain jika suaminya sedang tidak berada di rumah, dan lain-lain. Pendidikan budi pekerti ditanamkan dalam diri individu sejak dia masih berusia anak-anak, dan biasanya dilakukan oleh orangtua sesudah makan malam.
Demikian pula dalam masyarakat dikembangkan sopan santun dalam hubungan kekerabatan, misalnya bagaimana harus bersikap, berkata-kata dan bertindak terhadap orangtua atau mereka yang lebih tua usianya dalam kehidupan sehari-hari. Pada umumnya mereka yang tergolong muda harus bersikap sopan dan hormat kepada golongan yang lebih tua usianya, serta mereka yang berasal dari golongan yang lebih tinggi status sosial dan kedudukannya dalam masyarakatnya. Sebaliknya golongan tua harus dapat bersikap hati-hati dalam memberikan contoh yang baik untuk diteladani oleh para generasi muda.
Pendidikan moral ditanamkan di dalam lingkungan keluarga secara ketat. Yang paling berperan dalam masalah pendidikan anak-anak adalah ibu. Oleh sebab itu anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan, lebih dekat hubungannya kepada ibu daripada ayah mereka.
Orang Kaili pada masa lalu mengenal beberapa lapisan sosial, seperti golongan raja dan turunannya (madika), golongan bangsawan (to guru nukapa), golongan orang kebanyakan (to dea), golongan budak (batua). Selain itu mereka juga memandang tinggi golongan sosial berdasarkan keberanian (katamang galaia), keahlian (kavalia), kekayaan (kasugia), kedudukan (kadudua) dan usia (tetua).
Pada masyarakat Sulawesi Tengah dikenal sistem kepemimpinan formal, dan informal. Kepemimpinan formal dalam desa di daerah Sulawesi Tengah dikepalai oleh seorang kepala desa. Kepala desa ini dalam menjalankan tugas-tugasnya dibantu oleh sekretaris desa, kepala urusan-urusan dan kepala dusun. Kemudian kepemimpinan secara informal diketuai oleh kepala adat dan anggota adat lainnya (tokoh-tokoh adat), pemuka-pemuka agama (para ulama, imam dan pembantu-pembantunya), dan organisisasi sosial kemasyarakatan seperti organisasi pemuda, organisasi wanita, dan sebagainya.
Meskipun masyarakat Sulawesi Tengah mendapat banyak pengaruh kebudayaan dari luar, namun pendidikan moral dan agama masih terus dilaksanakan baik di dalam maupun di luar lingkungan keluarga. Demikian pula walaupun masyarakat Sulawesi Tengah menerima banyak pembaharuan dari unsur-unsur kebudayaan luar, namun secara keseluruhan mereka dapat mempertahankan ketradisionalan dalam unsur-unsur kebudayaan yang dimiliki.
READ MORE - potensi budaya provinsi sul-teng
Share |

potensi wisata sulawesi tengah

1. Pakuli

Lokasi
Pakuli adalah nama desa yang berada di wilayah penyangga Taman Nasional Lore Lindu. Desa ini secara administratif berada di kecamatan Gumbasa , Kabupaten Sigi. Pakuli berjarak 40 km ke arah Selatan dari kota Palu.
Daya Tarik
Pakuli, sebagai sebuah desa yang dekat dengan Taman Nasional Lore Lindu, telah lama memanfaatkan berbagai macam tumbuhan untuk bahan pengobatan tradisional. Hasil penelitian menemukan 287 dari 415 jenis bahan tumbuhan obat tradisional yang dipergunakan, diperoleh dari kawasan Taman Nasional Lore Lindu.

Pakuli berada 300 meter diatas permukaan laut dan merupakan kawasan dengan ketinggian terendah di TNLL. Burung yang biasa dijumpai di lokasi ini diantaranya : Burung Maleo, Burung Gosong Filipina, Cabak Sulawesi, Kapasan Sulawesi, Kepodang ungu tungging putih.

Aksesbilitas
Untuk mancapai Pakuli, dapat ditempuh dengan mobil atau angkutan umum selama 1 jam. Kondisi jalan menuju lokasi bagus. Angkutan umum dan Palu, dapat ditemukan di terminal angkutan Pasar Masomba.
Fasilitas
Pondok pengobatan tradisional, kebun obat, penangkaran Maleo dan shelter.

2. Saluki

Lokasi
Saluki terletak di Desa Tuva, berjarak 50 km ke arah Selatan kota Palu, berada dalam wilayah kerja Bidang Pengelolaan Wilayah I Saluki TNLL, termasuk dalam kecamatan Gumbasa.
Daya Tarik
Kawasan nesting ground burung Maleo terbesar ditemukan di lokasi ini Jenis burung lain yang dapat dijumpai di antaranya : Merpati hitam, Sulawesi, Raja Udang Merah Sulawesi, Cekakak Hutan, Tungging Hijau, Dederuk Merah, Pergam Putih, Rangkong Sulawesi.
Terdapat pula sebuah bumi perkemahan dengan pemandangan indah di sekitarnya dengan kapasitas maksimal 500 pengunjung

Aksesibilitas
Perjalanan ke Saluki dapat ditempuh selama kurang lebih I,5 jam dengan menggunakan mobil atau angkutan umum dan Palu dengan kondisi jalan yang cukup baik.
Fasilitas
Penangkaran burung Maleo, shelter, menara pengamatan burung, bumi perkemahan yang dilengkapi MCK.

3. Danau Lindu

Lokasi
Danau Lindu terletak di tengah-tengah kawasan Taman Nasional Lore Lindu. Danau ini merupakan bagian dan enclave Lindu, berjarak sekitar 63 km ke arah selatan dan Palu.
Daya Tarik
Danau Lindu terbentuk dan proses tektonik. Danau ini merupakan obyek wisata alam yang menarik dengan panorama alam yang asri, kultur budaya masyarakat dataran Lindu yang pluralistis. Danau dengan luas 3.200 hektar, berada pada ketinggian 1 .000 meter di atas permukaan laut dengan rawa-rawa yang luas sekelilingnya. Satwa yang dapat dijumpai diantaranya : Monyet Hitam Sulawesi, Anoa, Tarsius dan berbagai jenis burung, seperti: Padi Belang, Kowak Malam Merah, Elang, Kelelawar, Elang Ikan Kecil, Elang Laut Perut


Di tengah danau Lindu terdapat sebuah pulau dengan luas ± 5 hektar. Di pulau ml terdapat situs kuburan Maradindo dan abad ke -18. Untuk mencapai pulau ml diperlukan hanya 20 menit dengan perahu motor dan desa Tornado.
Aksesbilitas
Perjalanan ke Danau Lindu dan Palu dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat sampai di Sidaunta (1 ,5 jam), yang kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki atau dengan menggunakan roda dua (ojeg). Perjalanan Sidaunta ke Dataran Lindu memakan waktu tempuh sekitar 6 jam jalan kaki atau I jam menggunakan kendaraan roda dua.
Fasilitas
Pondok wisata, penginapan, perahu katinting, permandu lokal.

4. Toro
Lokasi
Toro adalah sebuah nama desa yang berbatasan Iangsung dengan kawasan taman nasional di wilayah kerja Bidang Pengelolaan Wilayah I Saluki TNLL. Secara administratif berada di Kecamatan Kulawi Selatan. Toro berjarak sekitar 115 km ke arah Selatan dan kota Palu.
Daya Tarik
Hutan dataran rendah yang berbatasan dengan areal persawahan dan perkebunan cokiat yang membuat pemandangan alam yang indah. Terdapat pembagian hutan yang dikelola secara adat, dengan pasukan pengamanan hutannya yang disebut Tondo Ngata. Selain itu terdapat rumah adat tradisional yang dikenal dengan nama "Lobo", rumah adat yang digunakan untuk acara musyawarah adat.
Kekhasan lain dan lokasi ini adalah masyarakat yang masih memegang teguh adat istiadatnya dalam menjaga hutan di sekitarnya.
Spesies burung yang dapat dijumpai di lokasi hutan sekitar desa Toro diantaranya : Mandar Dengkur, Perling Sulawesi, Kepodang Sungu Tungging Putih.

Aksesibilitas
Untuk mancapal Toro dapat ditempuh dengan mobil atau angkutan umum selama 4 jam dengan kondisi jalan cukup baik. Angkutan umum dan Palu, dapat ditemukan di terminal angkutan
Fasilitas
Penginapan, jalur treking, rumah makan kecil dan pemandu lokal

4. Danau Tambing Lokasi
Lokasi
Danau Tambing berada dalam wilayah kerja Bidang Pengelolaan Wilayah II Makmur TNLL-Kecamatan Lore Utara. Danau Tambing berjarak sekitar 55 km dan Palu.
Daya Tarik
Danau Tambing berada pada ketinggian I .700 mdpl dengan danau berawa dan dikelilingi Iingkungan hutan yang masih alami. Keadaan Iingkungan yang sangat tenang menjadikan lokasi ini sebagai lokasi sempurna untuk pengamatan burung dan biasa juga digunakan sebagai lokasi berkemah. Danau Tambing memiliki kedalaman air hingga 10 meter dan memilki beberapa jenis
ikan endemik. Keindahan alami danau ml bisa dinikmati dengan menggunakan perahu kecil (katinting) untuk menyebrangi danau.
Spesies burung yang dapat dijumpai : Pecuk Padi Hitam Sulawesi, Sikatan Dahi Biru, Burung Madu, Sungu Kerdil, Kepodang Sungu Biru, Itik Benjut, Titihan Telaga, Malia.

Aksesbilitas
Lokasi ini dapat ditempuh dengan mobil atau angkutan umum selama kurang Iebih 2 jam dan kota Palu. Kondisi jalan raya menuju lokasi cukup baik.
Fasilitas
Jalan setapak, perahu ketinting dan shelter.




5. Nokilalaki-Anaso-Rorekatimbu

Lokasi
Ketiga objek wisata ini terletak pada wilayah kerja Taman Nasional Lore Lindu di Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Makmur-Kecamatan Lore Utara.

Daya Tarik
Nokilalaki
Hutan montana ditemukan di pegunungan Nokilalaki. Lokasinya berada pada ketinggian 2.355 meter di atas permukaan laut. Tipe hutan ml puncaknya berdekatan dan bukitnya terisolasi. Puncaknya rata dengan pohon-pohon, kaya akan jenis lumut dan flora pegunungan yang indah. Kawasan ini juga cocok untuk dijadikan lokasi pengamatan burung dan trekking.

Anaso
Berada pada ketinggian 2.000 mdpl, merupakan lokasi pengamatan burung di sepanjang jalur trek sampai ke puncak. Spesies burung yang dapat dijumpai : Berkik Gunung Sulawesi, Cabak, Heinrich, Kancilan Perut Kuning, Anis Geomalia, Kakatua, Kenari Melayu atau Kenari Sunda.

Rore katimbu
Mendekati puncak yang paling tinggi, sekitar 2.600 mdpl, kanopi pohon menjadi semakin seragam, dan pohon-pohon menjadi gemuk pendek dan berbonggol. Daunnya kecil dan tebal, lumut tumbuh dengan subur dan lebat, menutupi lantai hutan, dan jenis lumut pohon yang hijau. Kabut yang menyelimuti membuat suhu tetap rendah, dan membuat kelembaban sampai 90%. Terdapatjuga tumbuhan kantong semar (Nepenthes sp.), yang mengambil makanan tambahan dengan memerangkap serangga.

Aksesibilitas
Jarak Gunung Nokilalaki dan Palu sekitar ± 55 km yang dapat ditempuh dengan mobil atau angkutan umum selama I ,5 jam.

6. Lembah Napu

Lokasi
Lembah Napu merupakan suatu Iembah yang meliputi wilayah desa Sedoa, Wuasa, Wanga, Watutau. Lembah dengan udara yang sejuk ml merupakan wilayah penyangga dan Taman Nasional Lore Lindu pada wilayah kerja TNLL Bidang Pengelolaan Wilayah III Poso, dan secara administratif termasuk dalam Kecamatan Lore Utara. Lembah ini berjarak sekitar I 05 km dari Kota Palu.
Daya Tarik
Lembah Napu memiliki lahan basah yang luas, pegunungan yang benhutan pada semua sisinya dan lahan pertanian yang bagus. Di Wuasa, terdapat tempat pengamatan bunung yang baik, memiliki beberapa jalan setapak dan hutannya kaya akan epifit. Dan di tepian hutan yang berbatasan dengan padang rumput mempunyai banyak spesies burung seperti - Mandar muka biru, berbagai jenis elang, Peragam Putih, Kipasan Sulawesi
Di Wanga dan Watutau, beberapa masyarakat masih memegang teguh kebudayaan tradisional dalam kehidupannya, seperti penerapan cara-cara bertani tradisional, acara upacara perkawinan dan perayaan panen raya.

Aksesbilitas
Perjalanan menuju Lembah Napu dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan roda empat atau angkutan umum selama 3 jam. Jalan naya sampai ke lokasi kondisinya cukup baik.
Kendaraan umum ke Wuasa dapat ditemukan di terminal Petobo - Palu.

Fasilitas
Penginapan dan rumah makan kecil dan jalan trekking masuk ke hutan.

7. Padang Rumput Siliwanga

Lokasi
TNLL- berada dalam wilayah kerja Bidang Pengelolaan Wilayah III Poso TNLL-kecamatan Lore Utara. Siliwanga berjarak 120 km dan Palu.

Daya Tarik
Kawasan ini memiliki pemandangan yang bagus dengan padang rumput yang dibatasi kawasan hutan taman nasional pada bagian ujungnya. Area ekosistem savana ini memiliki beragam jenis satwa liar, diantaranya rusa, beberapa jenis burung dan kera hitam endemik dapat ditemukan di area perbatasan dengan hutan.

Aksesibilitas
Jalan raya ke lokasi kondisinya bagus. Kendaraan umum ke Siliwanga dapat ditemukan di terminal Petobo.
Fasilitas
Jalan setapak, pemukiman penduduk sebagal tempat bermalam, warung makan dan pemandu lokal.



8. Situs Megalith

Lokasi
Lokasinya berada di Iembah Besoa dan Bada, Bidang Pengelolaan Wilayah III Poso TNLL-kecamatan Lore Selatan.

Daya Tarik
Di dalam kawasan Taman Nasional Lore Lindu dan beberapa tempat di sekitar batas kawasan, terdapat ratusan benda-benda megalith dalam berbagai bentuk, tersebar di Lembah Napu, Besoa dan Lembah Bada. Benda-benda tersebut dianggap merupakan monumenmonumen batu terbaik diantara patung-patung sejenis di Indonesia pada jamannya. Disamping terbuat dan batu padat, pengerjaan yang halus dan sederhana, megalith terlihat anggun dan terbuat dan batu granit.

Berdasar penelitian arkeologi, megalith-megalith tersebut diperkirakan berasal dan tahun 3.000 SM dan yang termuda dibuat pada sekitar tahun I .300 Sesudah Masehi. Patung-patung megalith ini diperkirakan sebagai patung-patung pemujaan oleh manusia di jamannya.
Megalith memiliki beragam ukuran, dan yang paling tinggi sekitar 4 meter, sedangkan kebanyakan memiliki ukuran tinggi sekitar 1 ,5 sampai 2,5 meter.
Berdasarkan bentuknya, megalith diklasifikasikan, sebagai berikut:

Patung/arca batu. Patung-patung ml memiliki bentuk menyerupai manusia, namun hanya bagian kepala pundak, mata dan organ kelamin yang dapat terlihat secara jelas.

Kalamba. Batu megalith yang menyerupai jambangan besar, diperkirakan sebagai tempat penampungan air atau tempat menaruh mayat para bangsawan.

Tutu'na. Batu megalith ini merupakan penutup kalamba yang berupa piringan-piringan besar, dengan tonjolan di bagian tengahnya.

Dakon. Berbentuk batu pipih yang rata, pada permukaannya terdapat lubang-lubang kecil, saluran dan lekukan-lekukan tetapi tidak teratur.

Lain-lain. Batu lesung, batu altar, tiang penyangga rumah dan batu yang berbentuk binatang seperti monyet, kerbau dan bentuk-bentuk lain.

Lokasi-lokasi tempat ditemukannya Megalith, yaitu :
Doda
Tidak jauh dan desa Doda, dapat ditemui megalith berupa patung Tadulako. Merupakan patung laki-laki tegak, yang dinamakan menurut nama pahlawan gagah berani yang selalu memenangkan peperangan dalam legenda Kaili dan Kulawi.
Hanggira
Terletak di komplek "Pokekea", sekitar 2 kilometer dari pusat desa, lokasi ini memiliki 30 megalith, termasuk megalith berupa patung laki-laki tegak dan beberapa kalamba besar.
Tuare
Jalan setapak menuju Pokekea Terdapat satu buah kalamba yang bisa ditemukan di sini.

Lengkeka
Sekitar 2 kilometer dan pusat desa, terdapat komplek megalith Suso, termasuk komplek Seppe
(berjarak I km), dan beberapa megalith lainnya.

Gintu
Di lokasi ml, terdapat sebuah megalith bernama "Taraeroi". Di desa ini juga dapat ditemukan kuburan kristiani pertama di Lembah Bada, sepasang suami dan istri.

Bewa
Situs "Watu Palindo" dapat ditempuh dengan berjalan kaki sejauh I ,8 km.
Aksesibilitas
Situs Megalith Doda berjarak 157 km dari Palu dan dapat ditempuh dengan mobil selama ± 6 jam. Sedangkan Situs Bada, berjarak 300 km, dan perjalanannya melewati kota Poso dan Tentena jika menggunakan kendaraan roda empat, dan jika berjalan kaki dapat ditempuh melalui Doda.
Fasilitas
Terdapat shelter, jalan setapak menuju lokasi megalith dan penginapan serta rumah makan di sekitarnya dan juga pemandu lokal. (untuk mengunjungi lokasi megalith ini, disarankan untuk menggunakan pemandu lokal).



tanjung karang
Kota Donggala, Sulawesi Tengah menyajikan banyak tawaran pelesiran. Salah satunya menonton para penenun Buya Sabe,atau sarung Donggala. Lalu, menikmati pasir putih Tanjung Karang dan menyicipi Kaledo, makanan khasnya. Hari ini, kita akan menuju Tanjung Karang. Menikmati indah pantai pasir putihnya, atau terumbu karangnya.
Mata kita langsung tertumbuk pada pasir putih yang menghiasi bibir pantainya. Dari atas jalanan di bukit Donggala, terlihat jelas hamparannya, juga kumpulan kapal niaga dan perahu nelayan di Pelabuhan Donggala.
Indah dan luar biasa! Itu ungkapan yang tepat untuk menggambarkannya.
Sekitar 20 tahun silam, Pantai Tanjung Karang ini hanya dikenal sebagai tempat istirahat sementara para nelayan setelah lelah melaut.
Saat itu, belum ada jalan masuk ke Pantai Tanjung Karang, padahal hamparan pasir putih di pantai itu sungguh indah. Perkebunan kelapa milik masyarakat juga tumbuh subur di sekitar pantai ini.
Tapi sekarang, Pantai Tanjung Karang sudah berubah menjadi objek wisata favorit bagi warga Palu dan sekitarnya. Di musim libur, pantai ini dipadati wisatawan lokal, bahkan turis mancanegara. Rata-rata berasal dari Eropa.
Agus, salah seorang petugas di pintu masuk Tanjung Karang, mencatat setiap hari libur, sedikitnya 200 kendaraan roda empat dan dua masuk-keluar di objek wisata Tanjung Karang ini. Bahkan angka ini meningkat pesat setelah Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah mencanangkan lima hari kerja sejak pertengahan April 2007 lalu.Untuk setiap pengunjung dikenai biaya hanya Rp 1000.
“Pengunjung pada Sabtu, Minggu, dan hari libur, paling banyak. Ratusan orang biasanya,” kata Agus.
Untuk memberikan pelayanan bagi para wisatawan, yang umumnya wisatawan keluarga, penduduk setempat membangun dan menyewakan puluhan penginapan sederhana, yang terbuat dari kayu dan beratap rumbia.
Tarifnya relatif murah, antara Rp 100 ribu hingga Rp 300 ribu semalam untuk masing-masing cottage yang memiliki satu kamar tidur, satu ruang terbuka sebagai teras, dan satu kamar mandi. Tarif ini tidak termasuk makan dan minum.
Menu yang disajikan para pengelolanya beraneka ragam, namun umumnya berupa makanan laut, seperti ikan bakar, cumi-cumi goreng, dan lobster rebus.
Ada juga kopi panas, teh, dan sarabba (minuman khas terbuat dari jahe dan gula aren yang direbus serta diberi susu kental), serta pisang goreng panas.
Pengunjung juga dapat menikmati makanan, minuman, dan penganan lainnya di cafe-cafe sederhana di area penginapan dan sepanjang bibir pantai Tanjung Karang.
Di Tanjung Karang, ada pula sebuah cottage milik Pieter, seorang warga Jerman yang beristrikan seorang perempuan asal Sulawesi Utara. Ia menamai kawasan cottagenya dengan Prince John Dive Resort. Cottage yang dikelilingi pagar kayu dan tembok dengan luas halaman sekitar 60 x 50 meter tersebut dilengkapi berbagai fasilitas memadai, seperti café dan lapangan voly pantai.
Pemilik cottage ini juga melengkapinya dengan kapal pesiar dan peralatan diving serta snorkeling, yang memang diminati wisatawan mancanegara.
“Wisatawan yang datang rata-rata berasal dari Jerman, Australia dan Austria. Mereka sangat suka menyelam,” kata Junaidi Kariso, Manager Public Relation di Prince John Dive Resort.
Nah, jika ingin bersnorkeling, cukup merogoh kocek Rp 10 ribu. Snorkel bisa kita sewa pula pada penduduk setempat. Harga itu tidak dipatok per jam, tapi per hari. Murah, bukan?!
Jika ingin menyelam kita bisa menyewa scuba diving milik Prince John Dive Resort. Biayanya € 26. Itu sekitar dengan Rp 338 ribu. Pengelolanya memang memakai kurs Euro, karena wisatawannya rata-rata dari Eropa.
Kalau beruntung bisa mendapatkan scuba diving dari penduduk lokal seharga Rp 100 ribu.
Kalau kemahalan cukup snorkeling saja. Tuwo, perempuan penduduk lokal berusia 40 tahun menyewakan snorkelnya Rp 10 ribu per hari.
Mau snorkeling? Yuk! Wow, ternyata memang luar biasa indah. Hanya selangkah dari bibir pantai dan masih dari atas permukaan kita sudah dapat menikmati indahnya terumbu karang dan ikan hias yang menari-nari di atas dan di sela-sela karang.
“Di sini asyik sekali. Ada karang warna-warni dan ikan yang cantik-cantik,” tutur Muhammad Nizam, anak berusia 9 tahun yang dipandu ibunya bersnorkeling.
Bagi wisatawan asal Jerman, Hillmart, ia memilih Tanjung Karang lantaran belum tertalu ramai dan masih alami. “Di sini sangat tenang, belum banyak orang. Jadi saya pilih di sini melewatkan akhir pekan,” kata dia.
READ MORE - potensi wisata sulawesi tengah
Share |

profil sulawesi tengah

Profil Propinsi Sulawesi Tengah PDF 
ImageSulawesi Tengah (Sulteng) adalah salah satu propinsi di Indonesia yang beribukota di Palu, luas propinsi ini mencapai 68.089,83 kilometer persegi (km²),secara geografis propinsi ini terletak diantara 222 derajat Lintang Utara dan 348 derajat  Lintang Selatan, serta 1122 dan 124 22 bujur Timur,  sebelah Utara  berbatasan dengan Laut Sulawesi dan Propinsi Gorontalo, Sebelah Timur   dengan Propinsi Maluku, Sebelah Selatan  dengan Propinsi Sulawesi Selatan dan Propinisi Sulawesi Tenggara serta Propinsi  Sulawesi Barat di sebelah barat. Secara administrasi Sulteng terbagi dalam 10 kabupaten dan 1 kota yakni, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, Kabupaten Parimo, Kabupaten Poso, Kabupaten Tojo Una Una, Kabupaten Banggai, Kabupaten Banggai Kepulauan, Kabupaten Morowali, Kabupaten Toli-toli, Kabupaten Buol serta Kota Palu selaku ibukota.
Jumlah penduduk sulteng tahun 2007 2.396.223 jiwa (data BPS Sulteng), Penduduk asli Sulawesi Tengah terdiri atas 12 kelompok etnis atau suku, yaitu Etnis Kaili yang berdiam di kabupaten Donggala, Sigi, Parimo dan kota Palu, Etnis Kulawi berdiam di kabupaten Sigi, Etnis Lore berdiam di kabupaten Poso, Etnis Pamona berdiam di kabupaten Poso, Etnis Mori berdiam di kabupaten Morowali, Etnis Bungku berdiam di kabupaten Morowali, Etnis Saluan atau Loinang berdiam di kabupaten Banggai, Etnis Balantak berdiam di kabupaten Banggai, Etnis Mamasa berdiam di kabupaten Banggai, Etnis Taa berdiam di kabupaten Banggai dan Tojo Una-una, Etnis Bare'e berdiam di kabupaten Touna, Etnis Banggai berdiam di Banggai Kepulauan, Etnis Buol mendiami kabupaten Buol, Etnis Tolitoli berdiam di kabupaten Tolitoli, Etnis Tomini mendiami kabupaten Parigi Moutong, Etnis Dampal berdiam di Dampal, kabupaten Tolitoli, Etnis Dondo berdiam di [Dondo[kabupaten Tolitoli, Etnis Pendau berdiam di kabupaten Tolitoli,  Etnis Dampelas berdiam di kabupaten Donggala.
Disamping 12 kelompok etnis, ada beberapa suku hidup di daerah pegunungan seperti suku Da'a di Donggala, suku Wana di Morowali, suku Seasea di Banggai dan suku Daya di Buol Tolitoli. Meskipun masyarakat Sulawesi Tengah memiliki sekitar 22 bahasa yang saling berbeda antara suku yang satu dengan yang lainnya, namun masyarakat dapat berkomunikasi satu sama lain menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa pengantar sehari-hari.
Budaya
ImagePropinsi Sulawesi Tengah memiliki kekayaan budaya yang telah diwariskan secara turun temurun. Tradisi yang menyangkut aspek kehidupan dipelihara dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Kepercayaan lama adalah warisan budaya yang tetap terpelihara dan dilakukan dalam beberapa bentuk dengan berbagai pengaruh modern serta pengaruh agama.
Karena banyak kelompok etnis mendiami Sulawesi Tengah, maka terdapat pula banyak perbedaan di antara etnis tersebut yang merupakan kekhasan yang harmonis dalam masyarakat. Mereka yang tinggal di pantai bagian barat kabupaten Donggala telah bercampur dengan masyarakat Bugis dari Sulawesi Selatan dan masyarakat Gorontalo. Di bagian timur pulau Sulawesi, juga terdapat pengaruh kuat Gorontalo dan Manado, terlihat dari dialek daerah Luwuk, dan sebaran suku Gorontalo di kecamatan Bualemo yang cukup dominan.
 Kabupaten Donggala memiliki tradisi menenun kain yang diduga merupakan warisan zaman Hindu. Pusat-pusat penenunan terdapat di Banawa, Banawa Tengah dan Banawa Selatan serta Labuan.
Kesenian

Musik dan tarian di Sulawesi Tengah sangat beragam, antara satu daerah dengan yang lainnya berbeda. Musik tradisional memiliki instrume seperti suling , gong dan gendang. Selain sebagai hiburan  bagi beberapa komunitas music dan kesenian merupakan ritual adat tertentu.
Tari masyarakat yang terkenal adalah Pamonte dari Palu dan Donggala serta Dero yang berasal dari masyarakat Pamona, kabupaten Poso dan kemudian diikuti masyarakat Kulawi, kabupaten Donggala. Tarian dero khusus ditampilkan ketika musim panen, upacara penyambutan tamu, syukuran dan hari-hari besar tertentu.
Penduduk Sulawesi Tengah sebagian besar memeluk agama Islam. Tercatat 72.36% penduduk memeluk agama Islam, 24.51% memeluk agama Kristen dan 3.13% memeluk agama Hindu dan Budha. Islam disebarkan di Sulawesi Tengah oleh Datuk Karamah, seorang ulama dari Sumatera Barat dan diteruskan oleh Said ldrus Salim Aldjufri - seorang guru pada sekolah Alkhairaat.
Agama Kristen pertama kali disebarkan di kabupaten Poso dan bagian selatan Donggala oleh missioner Belanda A.C Cruyt dan Adrian.
Flora dan Fauna
Sulawesi merupakan zona perbatasan unik di wilayah Asia Oceania, dimana Flora dan Faunanya berbeda jauh dengan Flora dan Fauna Asia yang terbentang di Asia dengan batas Kalimantan, juga berbeda dengan Flora dan Fauna Oceania yang berada di Australia hingga Papua dan Pulau timor. Garis maya yang membatasi zona ini disebut Wallace Line, sementara kekhasan Flora dan Faunanya disebut Wallacea, karena teori ini di kemukakan oleh Wallace seorang peneliti Inggris yang turut menemukan teori evolusi bersama Darwin. Sulawesi memiliki flora dan fauna tersendiri. Binatang khas pulau ini adalah anoa yang mirip kerbau, babirusa yang berbulu sedikit dan memiliki taring pada mulutnya, tarsius , monyet tonkena Sulawesi, kuskus marsupial Sulawesi yang berwarna-warni yang merupakan varitas binatang berkantung, serta burung maleo yang bertelur pada pasir yang panas.
Hutan Sulawesi juga memiliki ciri tersendiri, didominasi oleh kayu agatis yang berbeda dengan Sunda Besar yang didominasi oleh pinang-pinangan (spesies rhododenron). Variasi flora dan fauna merupakan obyek penelitian dan pengkajian ilmiah. Untuk melindungi flora dan fauna, telah ditetapkan taman nasional dan suaka alam seperti Taman Nasional Lore Lindu, Cagar Alam Morowali, Cagar Alam Tanjung Api dan terakhir adalah Suaka Margasatwa di Bangkiriang.


















































  

READ MORE - profil sulawesi tengah
Share |

letak geografis dari sulawesi tengah

Letak Geografis
Propinsi Sulawesi Tengah terletak diantara 2022' Lintang Utara dan 3048' Lintang Selatan, serta 119022' dan 124022' Bujur timur. Batas-batas wilayahnya:  
·         Sebelah Utara          : Laut Sulawesi dan Propinsi Gorontalo
·         Sebelah Timur          : Propinsi Maluku
·         Sebelah Selatan        : Propinsi Sulawesi Selatan dan Propinsi Sulawesi Tenggara
·         Sebelah Barat           : Selat Makasar  
  Luas wilayah Sulawesi Tengah 68.059,71 km2, secara administratip Sulawesi Tengah dibagi dalam Kabupaten, 1 Kotamadya dengan 81 Kecamatan serta 1430 desa/kelurahan definitif dan 10 Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT).
Berdasarkan elevasi (ketinggian dari permukaan laut), dataran di Propinsi Sulawesi Tengah terdiri dari:
 
      0   -   100    m           = 20,2 %
   101  -   500    m           = 27,2 %
   501  -   1000  m           = 26,7 %
   1001 m keatas              = 25,9 %  








Jarak antara Ibu Kota Propinsi ke Daerah Tingkat II:    
  1. Palu – Banggai Kepulauan        : 710 km
  2. Palu – Luwuk                           : 610
  3. Palu – Morowali                       : 400
  4. Palu – Poso                              : 222
  5. Palu – Donggala                       : 36
  6. Palu – Parimo                           : 65
  7. Palu – Tolitoli                           : 443
  8. Palu – Buol                               : 493 
    Luas Wilayah dan Pembagian Daerah Administrasi Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2005
    Kabupaten
    Luas Wilayah
    Jumlah Kecamatan
    Banyaknya Desa
    Desa
    Kelurahan
    (1)
    (2)
    (3)
    (4)
    (5)
    Banggai Kepulauan
    3.214,46
    9
    158
    6
    Banggai
    9.672,70
    13
    218
    22
    Morowali
    15.490,12
    13
    228
    11
    Poso
    8.712,25
    12
    125
    23
    Donggala
    10.471,71
    21
    269
    9
    Toil-toli
    4.079,77
    10
    73
    5
    Buol
    4.043,57
    9
    95
    7
    Parimo
    6.231,85
    10
    115
    4
    Tojo Una-una
    5.721.,51
    8
    114
    16
    Palu
    395,06
    4
    -
    43
    Sulawesi Tengah
    68.033,00
    109
    1.395
    136
    Sumber : BPS, Sulawesi Tengah Dalam Angka 2006
    topografi
    Pada umumnya keadaan alam di wilayah Sulawesi Tengah, tidak jauh berbeda dengan wilayah lainnya di Pulau Sulawesi. Bentangan pegunungan dan dataran tinggi mendominasi permukaan tanah di propinsi ini. Di bagian utara yakni wilayah Kabupaten Buol dan Toli-toli, terdapat deretan pegunungan yang berangkai ke jajaran pegunungan di Propinsi Sulawesi Utara.
    Di bagian tengah terdapat tanah genting yang diapit oleh Selat Makassar dan Teluk Tomini. Di wilayah ini yang secara administratif termasuk Kabupaten Donggala dan Kabupaten Parigi Moutong, sebagian besarnya merupakan daerah pegunungan dan perbukitan. Di bagian selatan dan timur yang mencakup wilayah Kabupaten Poso, Kabupaten Tojo Unauna, Kabupaten Morowali dan Kabupaten Banggai, berjejer deretan pegunungan yang sangat rapat seperti Pegunungan Tokolekayu, Pegunungan Verbeek, Pegunungan Tineba, Pegunungan Pampangeo, Pegunungan Fennema, Pegunungan Balingara, dan Pegunungan Batui. Sebagian besar dari daerah-daerah pegunungan itu mempunyai lereng-lereng yang terjal dengan kemiringan di atas 45 derajat.
    Paparan dataran rendahnya yang tidak terlalu luas tersebar di sepanjang pantai dan di daerah muara-muara sungai. Dilihat dari ketinggiannya, dataran Propinsi Sulawesi Tengah yang ketinggiannya antara 0-100 meter mencapai luas sekitar 20,2 persen, daerah dengan ketinggian antara 101-500 meter sekitar 27,2 persen, antara 501-1.000 meter 26,7 persen dan daerah dengan ketinggian di atas 1.000 meter 25,9 persen.
    Di Propinsi Sulawesi Tengah mengalir lebih dari 22 sungai yang letaknya tersebar diseluruh daerah kabupaten.

  Sulawesi Tengah merupakan propinsi terbesar di pulau Sulawesi, dengan luas wilayah daratan 68.033 km2  yang mencakup semenanjung bagian timur dan sebagian semenanjung bagian utara serta kepulauan Togian di Teluk Tomini dan Kepulauan Banggai di Teluk Tolo, dengan luas wilayah laut adalah 189.480 km2.
Sulawesi  Tengah  yang terletak di bagian barat kepulauan Maluku dan bagian selatan Philipina membuat pelabuhan di daerah ini sebagai persinggahan kapal-kapal Portugis dan Spanyol lebih dari 500 tahun yang lampau. Dalam perjalanannya mengelilingi dunia Francis Drake, dengan kapalnya "The Golden Hind" singgah di salah satu pulau kecil di pantai timur propinsi ini selama sebulan pada bulan Januari 1580. Meskipun tidak ada catatan sejarah, kemungkinan besar pelaut-pelaut Portugal dan Spanyol menginjak kakinya di negeri ini yang terbukti dengan masih ada pengaruh Eropa terhadap bentuk pakaian masyarakat hingga dewasa ini.
Setelah dikuasi oleh Belanda pada tahun 1905 Sulawesi Tengah dibagi menjadi beberapa Kerajaan kecil, dibawah kekuasaan Raja yang memiliki wewenang penuh.
Belanda membagi Sulawesi Tengah menjadi tiga daerah yaitu wilayah barat yang kini dikenal dengan kabupaten Donggala dan Buol Tolitoli dibawah kekuasaan Gubernur yang berkedudukan di Ujung Pandang. Di bagian tengah yang membujur di Donggala kawasan timur dan bagian selatan Poso berada dibawah pengawasan Residen di Manado, bagian timur dikendalikan dari Baubau.
READ MORE - letak geografis dari sulawesi tengah
Share |
offsetWidth); }